LP Ma’arif NU menghelat sholawat di bumi Lombok. Gema sholawat yang dihelat Ma’arif NU dimaksudkan untuk memohon curahan kasih dan sayang Allah di bumi Lombok yang hingga kini masih mencemaskan warga, sekaligus untuk menghibur warga agar dapat melupakan pengalaman mencekam akibat gempa.
Gema sholawat Ma’arif NU dimulai hari Selasa hingga hari Kamis (04-06/09). Ada sembilan tempat yang menjadi tujuan gema sholawat Ma’arif NU yang dimulai di Pondok Pesantren Bayyinul Ulum Santo Lombok Utara. Sekitar 500 lebih anak-anak memadati tenda pengungsian pondok untuk dapat bersholawat bersama.
Setelah itu, gema sholawa Ma’arif akan berlanjut di Ponpes Al-Manshuriyah Bonder, Ponpes Nurul Yaqin Malaka Lombok Utara, Ponpes Assyafiiyah Manggala Lombok Utara, SMA Al-Ma’arif Darussalam Rempek, MTs Syamsul Huda Lekok, MTs Nurul Yaqin Teniga, Ds Kekait, dan terakhir di Kampus UIN Mataram.
“Penghelatan sholawat yang digelar Ma’arif NU kali ini merupakan segmen kedua dalam program trauma healing. Sebelumnya Ma’arif NU menyelenggakan story telling dengan menghadirkan Kak Iman. Warga terutama anak-anak cukup terhibur dengan story telling Kak Iman,” kata Ketua LP Ma’arif NU KHZ Arifin Junaidi.
Dalam gema sholawat Ma’arif NU menghadirkan Haddad Alwi, seorang yang dikenal luas di masyarakat sebagai pelantun syair-syair Islami. Membawakan lagu-lagu religi dibawakannya, Haddad Alwi mampu menghibur warga terutama anak-anak sekaligus bersholawat bersama, memohon kedamaian untuk bumi Lombok.
“LP Ma’arif NU sengaja mendatangkan Haddad Alwi untuk dapat menghibur anak-anak melupakan masa-masa pahit yang dialaminya,” sambung Arifin Junaidi.
Arifin Junaidi menjelaskan bahwa lagu-lagu dibawakan Haddad Alwi berupa syai-syair Islami baik ditulis oleh ulama-ulama abad pertengahan maupun karyanya sendiri cocok untuk diperdengarkan kembali bagi warga Lombok yang dikenal memegang teguh tradisi Islam.
Sejumlah lagu yang dibawakan Haddad Alwi dalam helat gema sholawat bersama tersebut yang ternyata anak-anak Lombok hafal. Lagu-lagu dimaksud adalah Muhammad ya Muhammad, Ya Robbil Musthofa, Allahumma Shalli ala Muhammad, dan lain sebagainya.
Anak-anak dapat mengikuti irama dan lagu yang dinyanyikan Haddad Alwi. Bahkan ketika Haddad Alwi mengajak untuk mengangkat tangan dan menggerakkan ke kanan ke kiri, anak-anak pun mengikuti. Jadi mereka benar-bener terhibur dengan kehadiran Haddad Alwi.
Lombok satu bulan pascagempa bumi kondisinya mulai membaik. Berbagai upaya yang dilakukan sejumlah pihak untuk pemulihan baik dari sisi infrastruktur maupun bantuan kemanusiaan manfaatnya sudah dirasakan oleh para korban gempa.
Sejumlah bantuan untuk korban sangat massif tidak hanya ormas tetapi juga personal. Bahkan hingga saat ini bantuan masih berdatangan. Kebutuhan sehari-hari warga cukup terpenuhi oleh bantuan kemanusiaan.
Namun yang masih sangat mencolok di Lombok adalah trauma warga. Gempa bumi yang terjadi secara beruntun mempengaruhi pola pikir masyarakat. Trauma gempa paling terasa dampaknya terutama dialami anak-anak. Mereka belum bisa menjalankan kegiatan sehari-hari.
Gempa bumi meninggalkan luka amat mendalam bagi anak-anak karena ditinggal sanak keluarga dan hidup sebatang kara. Anak-anak tidak mudah melupakan karena gempa yang mereka alami.
Malam harinya, gema sholawat Ma’arif NU berlangsung di Ponpes Al-Manshuriyah Bonder. Di tempat ini pesertanya tidak hanya diramaikan oleh anak-anak tetapi juga diikuti oleh emak-emak.
Semoga sholawat Ma’arif NU membuat bumi Lombok kembali damai, tenang, dan nyaman.